Rabu, 22 Februari 2017

“8 Keterampilan Dasar Mengajar Guru”.





A.      Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar

Istilah belajar sering digandengkan dengan mengajar, sehingga sudah menjadi satu kalimat majemuk “kegiatan belajar mengajar” (KBM), proses belajar mengajar (PBM) dan untuk menyebutkan kedua istilah tersebut, saat ini disatukan dengan “pembelajaran”. Dengan demikian jika disebut “pembelajaran” itu berarti menunjukkan proses kegiatan yang melibatkan unsure:1) belajar; 2) mengajar.
Mengajar (teaching) memiliki banyak pengertian, mulai dari pengertian yang sudah lama (tradisional) sampai pada pengertian yang terbaru (kontemporer). Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses menyampaikan informasi atau pengetahuan dari guru, dosen, instruktur atau widyaiswara kepada siswa. Merujuk pada pengertian mengajar tersebut, inti dari mengajar adalah proses menyampaikan (transfer) atau memindahkan.
Memang dalam mengajar ada unsur menyampaikan atau transfer dari guru, dosen, instruktur atau widyaiswara kepada siswa. Akan tetapi pengertian memindahkan tersebut bukanseperti seorang memindahkan air minum dari satu cangkir ke cangkir yang lain. Air yang dipindahkan dari satu cangkir ke cangkir yang lain volumenya akan tetap sama bahkan karena mungkin terjadi proses penguapan, maka volume air yang dipindahkan itu akan semakin berkurang (menyusut) dari keadaan sebelumnya.
Oleh karena itu mengajar yang diartikan proses menyampaikan (transfer), maknanya adalah “menyebarluaskan, memperkaya” pengalaman belajar siswa sehingga dapat mengembangkan potensi siswa secara maksimal. Makna lain dari pengertian mengajar sebagai proses menyampaikan, selain upaya menyebarluaskan dan memperkaya pengalaman belajar siswa ialah menanamkan pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Perkembangan berikutnya pengertian mengajar, yang kini banyak dianut yaitu suatu proses mengatur dan mengelola lingkungan belajar agar berinteraksi dengan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Inti pengertian mengajar (tradisonal maupun kontempoter) keduanya sama yaitu untuk mengubah perilaku siswa, yakni dimiliki dan terkembangkannya pengetahuan/wawasan berfikir, sikap, kebiasaan, dan keterampilan atau kecakapan atau yang lebih popular perubahan berkenaan dengan: pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara, yaitu: 1) menguasai materi atau bahan ajar yang diajarkan (what to teach), 2) menguasai metodelogi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach). Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek nomor 2 yaitu cara membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh setiap guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara, karena keterampilan dasar mengajar bahwa mengajar bukan sekedar proses menyampaikan pengetahuan saja, akan tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti: pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan, dan nilai-nilai.
DeQueliy dan Gazali (Slameto, 2010:30) mendefinisikan mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Definisi yang modern di Negara-negara yang sudah maju bahwa “teaching is the guidance of learning”.
Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Alvin W.Howard (Slameto, 2010:32) berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan) dan knowledge.
            Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan keterampilan mengajar guru adalah seperangkat kemampuan/kecakapan guru dalam melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan. Jadi, persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru adalah penilaian berupa tanggapan/pendapat  siswa terhadap kemampuan/kecakapan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah kemampuan atau keterampilan yang khusus (most spesifis instructional behaviours) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional. Dengan demikan keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dengan beberapa kemampuan atau keterampilan ayng bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap guru, dosen, instruktur atau widyaiswara dalam melakasanakan tugasnya.
B. Alasan Pentingnya Keterampilan Dasar Mengajar

Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, terutama Pasal 1 menyatakan “ guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sementara itu, tenaga pendidik adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan munculnya UU ini guru/dosen sudah diakui sebagai tenaga professional setara dengan profesi lain.

Yang dimaksud profesional di sini adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Karena sebagai tenaga professional, maka seorang pendidik harus mempunyai kompetensi tertentu disyaratkan. Kompetensi yang dimaksud adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Seorang pendidik harus mempunyai empat kompetensi, yaitu pedagogis, kepribadian, sosial, dan professional. Kompetensi pedagogis adalah kemampuan seorang pendidik mengelola pembelajaran peserta didik, kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik, kompetensi sosial adalah kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama pendidik, teman sejawat, dan masyarakat sekitar, sementara kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.
Secara eksplisit empat kompetensi ini agaknya hanya ditekankan bagi seorang guru, namun sebenarnya juga berlaku bagi seorang dosen. Bahwa siapa pun yang akan menjadi tenaga pendidik, dosen ataupun guru, seharusnya mempunyai empat kompetensi di atas. Setiap tenaga pendidik harus mempunyai kemampuan menyampaikan materi yang dimiliki kepada peserta didik secara tepat. Untuk itu, pemahaman tentang konsep pendidikan, belajar dan psikologi orang dewasa perlu dimiliki seorang tenaga pendidik.  Sebab, kita mungkin sering mendengar ada seorang tenaga pendidik yang sangat diakui keilmuannya namun ketika mengajar di kelas sama sekali tidak dipahami oleh peserta didik.
Ada dua kemungkinan yang menyebabkan hal ini, yaitu peserta didik yang di bawah standar atau tenaga pendidik yang tidak memahami audiens. Dalam ilmu pendidikan, kemungkinan yang kedua lebih menjadi penyebab utama. Bahwa seorang tenaga pendidik seharusnya lebih mengenal peserta didik dan tahu cara bagaimana menyampaikan materi secara tepat. Bertolak dari kasus tersebut, sudah seharusnya seorang tenaga pendidik dan calon tenaga pendidik mempunyai kemampuan pedagogis agar apa yang disampaikan di kelas dapat dipahami oleh peserta didik yang pada akhirnya dapat mencerahkan mereka.
Kemampuan pedagogis yang dimaksud di sini antara lain terkait dengan metode pembelajaran, teknik mengelola kelas, menggunakan media, teknik mengevaluasi sampai melakukan refleksi proses pembelajaran. Yang perlu kita pahami bersama adalah bahwa mengajar adalah bukan sekedar proses penyampaian atau penerusan pengetahuan. Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, yaitu penggunaan secara `integratif sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan.
Pengintegrasian keterampilan-keterampilan yang dimaksud dilandasi oleh seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu wawasan. Sedangkan aplikasinya secara unik dalam arti secara simultan dipengarhi oleh semua komponen belajar-mengajar. Komponen yang dimaksud yaitu tujuan yang ingin dicapai, pesan yang ingin disampaikan, subjek didik, fasilitas dan lingkungan belajar, serta yang tidak pentingnya keterampilan, kebiasaan serta wawasan tentang diri dan misi seorang guru/dosen sebagai pendidik.
Kompetensi dasar mengajar dalam tulisan ini lebih dimaksudkan sebagai pengetahuan dasar pembelajaran yang perlu dipahami seorang tenaga pendidik. Sebagai sebuah kemampuan minimal, maka seorang tenaga pendidik harus mampu melakukan inovasi dan kreatifitas dalam pembelajaran. Terlebih bahwa jika yang dihadapi adalah manusia dewasa yang sudah mempunyai pengetahuan dan kemandirian berpikir meskipun masih perlu pendampingan dan mitra belajar. Untuk itu, semangat terus belajar dan menambah wawasan tentang kependidikan harus dilakukan seorang tenaga pendidik, apa pun pelajaran/matakuliah yang diampu dan apa pun latar belakang pendidikannya, termasuk tenaga pendidik yang berlatar belakang kependidikan.

C. Jenis-Jenis Keterampilan Dasar Mengajar

            Menurut Dr. E. Mulyasa,M.Pd (2007 : 69) “bahwa pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang kretaif, dan menyenangkan, diperlukan berbagai keterampilan, diantaranya adalah keterampilan membelajarkan atau keterampilan mengajar”.
            Lebih lanjut di jelaskan oleh Turney (Uzer Usman, 2010:74) yang  mengemukakan ada 8 (delapan) keterampilan mengajar/membelajarkan yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, diantaranya:



1.        Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

a. Pengertian Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha guru untuk mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran. Dalam membuka pelajaran  peserta didik harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akan ditempuh.
Keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan guru dalam mengakhiri kegitan inti pelajaran. Dalam menutup pelajaran, guru dapat menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik dan tingkat keberhasilan guna dalam proses belajar mengajar.
Tujuan membuka dan menutup pelajaran adalah :
1.      Untuk menimbulkan minat dan perhatian peserta didik terhadap pelajaran yang akan dibicarakan
2.      Menyiapkan mental para peserta didik agar siap memasuki persoalan yang akan dibicarakan
3.      Memungkinkan peserta didik mengetahui tingkat keberhasailan dalam pelajaran
4.      Agar peserta didik mengetahui batas-batas tugasnya yang akan dikerjakan
Prinsip-prinsip keterampilan membuka dan menutup pelajaran
1.      Dalam membuka pelajaran harus memberi makna kepada peserta didik, yaitu dengan menggunakan cara-cara yang relevan dengan tujuan dan bahan yang akan disampaikan
2.      Hubungan antara pendahuluan dengan inti pengajaran serta dengan tugas-tugas yang dikerjakan sebagai tindak lanjut nampak jelas dan logis
3.      Menggunakan apersepsi yaitu mengenalkan pokok pelajaran dengan menghubungkannya terhadap pengetahuan yang sudah diketahui oleh peserta didik.




2.        Keterampilan bertanya

a. Pengertian keterampilan bertanya
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau menumbuhkan jawaban(respon) dari peserta didik.
Tujuan keterampilan bertanya :
1.      Memotivasi peserta didik agar terlibat dalam interaksi belajar
2.      Melatih kemampuan mengutarakan pendapat
3.      Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik
4.      Melatih peserta didik berfikir divergen
5.      Mencapai tujuan belajar
Jenis-jenis pertanyaan
1.      Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah satu peserta didik
2.      Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh kelas
3.      Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban
4.      Pertanyaan faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan informasi
5.      Pertanyaaan yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang dikembalikan kepada peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain
6.      Pertanyaan memimpin (Leading Question) yaitu pertanyaan yang jawabannya tersimpul dalam pertanyaan itu sendiri
Prinsip-prinsip bertanya
1.      Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan waktu berfikir kepada peserta didik
2.      Pertanyaan hendaknya singkat, jelas dan disusun dengan kata-kata yang sederhana
3.      Pertanyaan didistribusikan secara merata kepada para peserta didik
4.      Pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random
5.      Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan peserta didik
6.      Sebaiknya hindari pertanyaan retorika atau leading question.

3.        Keterampilan memberi penguatan

a. Pengertian keterampilan memberi penguatan
Memberi penguatan atau reincorcement merupakan tindakan atau respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas tingkah laku tersebut di saat yang lain.
Tujuan penggunaan keterampilan memberi penguatan :
1.      Menimbulkan perhatian peserta didik
2.      Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
3.      Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi
4.      Merangsang peserta didik berfikir yang baik
5.      Mengembalikan dan mengubah sikap negatif peserta dalam belajar ke arah perilaku yang mendukung belajar
Jenis-jenis penguatan
1.      Penguatan Verbal
2.      Penguatan Gestural
3.      Penguatan dengan cara mendekatinya
4.      Penguatan dengan cara sambutan
5.      Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan
6.      Penguatan berupa tanda atau benda
Prinsip-prinsip penguatan
1.      Dilakukan dengan hangat dan semangat
2.      Memberikan kesan positif kepada peserta didik
3.      Berdampak terhadap perilaku positif
4.      Dapat bersifat pribadi atau kelompok
5.      Hindari penggunaan respon negative

4.        Keterampilan mengadakan variasi

a. Pengertian keterampilan menggunakan variasi
Keterampilan menggunakan variasi stimulus merupakan keterampilan guru dalam menggunakan bermacam kemampuan dalam mengajar untuk memberikan rangsangan kepada siswa agar suasana pembelajaran selalu menarik, sehingga siswa bergairah dan antusias dalam menerima pembelajaran dan aktivitas belajar mengajar dapat  berlangsung secara efektif.
Tujuan penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar :
1.      Menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar
2.      Mempertahankan kondisi optimal belajar
3.      Meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik
4.      Memudahkan pencapaian tujuan pengajaran
Jenis-jenis variasi dalam mengajar
1.      Variasi dalam penggunaan media
2.      Variasi dalam gaya mengajar
3.      Variasi dalam penggunaan metode
4.      Variasi dalam pola interaksi yaitu gunakan pola interaksi multi arah
5.      Prinsip-prinsip penggunaan variasi dalam pengajaran
6.      Gunakan variasi dengan wajar, jangan dibuat-buat
7.      Perubahan satu jenis variasi ke variasi lainnya harus efektif
8.      Penggunaan variasi harus direncakan dan sesuai dengan bahan, metode, dan karakteristik peserta didik

5.        Keterampilan menjelaskan

a. Pengertian keterampilan menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti, sehingga mudah dipahami para peserta didik.
Prinsip-prinsip menjelaskan ;
1.      Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik
2.      Penjelasan harus diselingi tanya jawab
3.      Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh guru
4.      Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran
5.      Materi penjelasan harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik
6.      Dapat menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang kongkrit dan dihubungkan dengan kehidupan
Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menjelaskan
1.      Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana, terang dan jelas
2.      Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih dahulu
3.      Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan
4.      Dalam menjelaskan serta dengan contoh dan ilustrasi
5.      Adakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik melalui pertanyaan-pertanyaan.

6.        Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

a. Pengertian diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan dalam kerja sama kelompok bertujuan memecahkan suatu permasalahan, mengkaji konsep, prinsip atau kelompok tertentu. Untuk itu guru memiliki peran sangat penting sebagai pembimbing agar proses diskusi dapat berlangsung sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kecil :
1.      Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan
2.      Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan
3.      Rencanakan diskusi kelompok dengan sistematis
4.      Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusi
Komponen keterampilan guru dalam megembangkan pembimbingan kelompok kecil :
1.      Memperjelas permasalahan
2.      Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
3.      Pemusatan perhatian
4.      Menganalisa pandangan peserta didik
5.      Meningkatkan urutan pikiran peserta didik
6.      Menutup diskusi
7.      Hal-hal yang harus dihindari dalam membimbing diskusi kelompok kecil :
8.      Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik
9.      Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik untuk memikirkanpemecahan masalah
10.  Membiarkan diskusi dikuasai oleh peserta didik tertentu
11.  Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada kaitannya dengan topik pembicaraan
12.  Membiarkan peserta didik tidak aktif Tidak merumuskan hasil diskusi dan tiadak membentuk tindak lanjut

7.        Keterampilan mengelola kelas

a. Pengertian keterampilan mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam mewujudkan dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal.
Tujuan dari pengelolaan kelas adalah :
1.      Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik memgembangkan kemampuannya secara optimal
2.      Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disipilin yang dapat merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar
3.      Mempertahankan keadaan yang stabil dalam susana kelas, sahingga bila terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi dan dihindari
4.      Melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik
5.      Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual peserta didik dalam kelas.
Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas
1.      Keluwesan, digunakan apabila guru mendapatkan hambatan dalam perilaku pesertadidik, sehingga guru dapat merubah strategi mengajarnya
2.      Kehangatan dan keantusiasan
3.      Bervariasi, gunakan variasi dalam proses belajar mengajar
4.      Tantangan, gunakan kata-kata, tindakan atau bahan sajian yang menantang
5.      Tanamkan displin diri, selalu mendorong peserta didik agar memiliki disipin diri
6.      Menekankan hal-hal positif, memikirkan hal positif dan menghindarkan konsentrasi pada hal negative
Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas, terdiri atas;
1. Keterampilan yang bersifat preventif guru dapat menggunakan kemampuannya dengancara :
a.       Memusatkan perhatian
b.      Menunjukkan sikap tanggap
c.       Menegur
d.      Membagi perhatian
e.       Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas
f.       Memberi penguatan

2. Keterampilan megelola kelas yang bersifat represif, guru dapat menggunakan keterampilan dengan cara :
a.       Pengelolaan kelompok
b.      Modifikasi tingkah laku
c.       Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah

Hal-hal yang harus dihindari dalam mengembangkan keterampilan mengelola kelas :
1.      Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan
2.      Pengulangan penjelasan yang tidak perlu
3.      Penyimpangan
4.      Kesenyapan
5.      Bertele-tele

8.        Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan

a. Pengertian mengajar kelompok kecil dan perorangan
Mengajar kelompok kecil dan perorangan terjadi dalam konteks pengajaran klasikal.di dalam kelas ,seorang guru mungkin menghadapai banyak kelompok kecil serta banyak siswa yang masing-masing diberi kesempatan belajar secara kelompok maupun perorangan.
Peranan guru :

Organisator kegiatan belajar mengajar
1.      Sumber informasi bagi siswa
2.      Pendorong bagi siswa untuk belajar
3.      Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa.
4.      Pendiagnosa dan pemberi bantuan kepada siswa sesuai dengan kebutuhan
5.      Peserta kegiatan yang punya hak dan kewajiban seperti peserta lainya.
b. Komponen keterampilan

            Pengajaran kelompok kecil dan perorangan masing-masing memerlukan keterampilan yang berkaitan dengan penanganan siswa dan penanganan tugas ada 4 kelompok keterampilan yang perlu dikuasai oleh guru yaitu:


1.      Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, yang dapat ditunjukkan dengan cara :
1.      Kehangatan dan kepekaan siswa
2.      Berperan sebagai penasehat
3.      Membantu siswa menilai kemajuan sendiri.

c.  Prinsip penggunaan
*      Variasi pengorganisasian kelas besar ,kelompok, perorangan disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, kemampuan siswa ketersediaan fasilitas,waktu serta kemampuan.
*      Tidak semua topik  dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil dan perorangan.informasi umum sebaiknya disampaikan secara klasikal.
*      Pengajaran kelompok kecil yang efektif  selalu diakhiri dengan suatu kulminasi berupa rangkuman ,pemantapan,kesepakatan,laporan dan sebagainya.
*      Guru perlu mengenal siswa secara perorangan (individual) agar dapat mengatur kondisi belajar yang tepat.
*      Dalam kegiatan belajar perorangan ,siswa dapat bekerja secara bebas dengan bahan yang disiapkan.
            Diharapkan setelah menguasai delapan keterampilan mengajar yang telah dijelaskan di atas dapat bermanfaat untuk guru sehingga dapat menerapkan dan mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam mengajar. Keterampilan mengajar yang esensial secara terkontrol dapat dilatihkan, diperoleh balikan (feed back) yang cepat dan tepat. Penguasaan komponen keterampilan mengajar secara lebih baik, dapat menciptakan suatu proses pembelajaran yang diharapkan bisa mengembangkan potensi anak didik serta pembentukan karatker yang sesuai amanah dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional.




                                  
DAFTAR PUSTAKA

Hamruni. 2011. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani
Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Usman, M.Uzer. (2010). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
UU No.20/2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta. : Depdiknas
UU No. 14 / 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta : Republik Indonesia
http://www.scribd.com


LAMPIRAN :
§ Contoh-contoh Kegiatan Pembelajaran yang mengaktualisasikan 8 keterampilan dasar guru dalam model pembelajaran PAKEM atau Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.