A.
Pengertian
Keterampilan Dasar Mengajar
Istilah
belajar sering digandengkan dengan mengajar, sehingga sudah menjadi satu
kalimat majemuk “kegiatan belajar mengajar” (KBM), proses belajar mengajar
(PBM) dan untuk menyebutkan kedua istilah tersebut, saat ini disatukan dengan
“pembelajaran”. Dengan demikian jika disebut “pembelajaran” itu berarti
menunjukkan proses kegiatan yang melibatkan unsure:1) belajar; 2) mengajar.
Mengajar
(teaching) memiliki banyak pengertian, mulai dari pengertian yang sudah lama
(tradisional) sampai pada pengertian yang terbaru (kontemporer). Secara
deskriptif mengajar diartikan sebagai proses menyampaikan informasi atau
pengetahuan dari guru, dosen, instruktur atau widyaiswara kepada siswa. Merujuk
pada pengertian mengajar tersebut, inti dari mengajar adalah proses menyampaikan
(transfer) atau memindahkan.
Memang
dalam mengajar ada unsur menyampaikan atau transfer dari guru, dosen,
instruktur atau widyaiswara kepada siswa. Akan tetapi pengertian memindahkan
tersebut bukanseperti seorang memindahkan air minum dari satu cangkir ke cangkir
yang lain. Air yang dipindahkan dari satu cangkir ke cangkir yang lain
volumenya akan tetap sama bahkan karena mungkin terjadi proses penguapan, maka
volume air yang dipindahkan itu akan semakin berkurang (menyusut) dari keadaan
sebelumnya.
Oleh
karena itu mengajar yang diartikan proses menyampaikan (transfer), maknanya
adalah “menyebarluaskan, memperkaya” pengalaman belajar siswa sehingga dapat
mengembangkan potensi siswa secara maksimal. Makna lain dari pengertian
mengajar sebagai proses menyampaikan, selain upaya menyebarluaskan dan
memperkaya pengalaman belajar siswa ialah menanamkan pengetahuan, sikap dan
keterampilan.
Perkembangan
berikutnya pengertian mengajar,
yang kini banyak dianut yaitu suatu proses mengatur dan mengelola lingkungan belajar agar
berinteraksi dengan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Inti pengertian
mengajar (tradisonal maupun kontempoter) keduanya sama yaitu untuk mengubah
perilaku siswa, yakni dimiliki dan terkembangkannya pengetahuan/wawasan
berfikir, sikap, kebiasaan, dan keterampilan atau kecakapan atau yang lebih
popular perubahan berkenaan dengan: pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Dalam
mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh guru, dosen,
instruktur atau widyaiswara, yaitu: 1) menguasai materi atau bahan ajar yang
diajarkan (what to teach), 2) menguasai metodelogi atau cara untuk
membelajarkannya (how to teach). Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam
aspek nomor 2 yaitu cara membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar
mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh setiap guru, dosen, instruktur, atau
widyaiswara, karena keterampilan dasar mengajar bahwa mengajar bukan sekedar
proses menyampaikan pengetahuan saja, akan tetapi menyangkut aspek yang lebih
luas seperti: pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan, dan nilai-nilai.
DeQueliy dan Gazali (Slameto,
2010:30) mendefinisikan mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang
dengan cara paling singkat dan tepat. Definisi yang modern di Negara-negara
yang sudah maju bahwa “teaching is the guidance of learning”.
Mengajar adalah bimbingan kepada
siswa dalam proses belajar. Alvin W.Howard (Slameto, 2010:32) berpendapat bahwa
mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang
untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals
(cita-cita), appreciations (penghargaan) dan knowledge.
Berdasarkan pengertian tersebut maka
yang dimaksud dengan keterampilan mengajar guru adalah seperangkat
kemampuan/kecakapan guru dalam melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman
seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan.
Jadi, persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru adalah penilaian berupa
tanggapan/pendapat siswa terhadap kemampuan/kecakapan guru dalam proses
kegiatan belajar mengajar.
Keterampilan
dasar mengajar (teaching skill) adalah kemampuan atau keterampilan yang khusus
(most spesifis instructional behaviours) yang harus dimiliki oleh guru, dosen,
instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara
efektif, efisien dan professional. Dengan demikan keterampilan dasar mengajar
berkenaan dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar
dengan beberapa kemampuan atau keterampilan ayng bersifat mendasar dan melekat
harus dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap guru, dosen, instruktur atau
widyaiswara dalam melakasanakan tugasnya.
B. Alasan Pentingnya
Keterampilan Dasar Mengajar
Menurut UU
No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, terutama Pasal 1 menyatakan “ guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sementara itu, tenaga pendidik
adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat”. Dengan munculnya UU ini guru/dosen sudah diakui sebagai tenaga
professional setara dengan profesi lain.
Yang
dimaksud profesional di sini adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi. Karena sebagai tenaga professional, maka seorang
pendidik harus mempunyai kompetensi tertentu disyaratkan. Kompetensi yang
dimaksud adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan.
Seorang pendidik harus mempunyai empat kompetensi, yaitu pedagogis,
kepribadian, sosial, dan professional. Kompetensi pedagogis adalah kemampuan
seorang pendidik mengelola pembelajaran peserta didik, kompetensi kepribadian
adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa
serta menjadi teladan peserta didik, kompetensi sosial adalah kemampuan
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik,
sesama pendidik, teman sejawat, dan masyarakat sekitar, sementara kompetensi
profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan
mendalam.
Secara
eksplisit empat kompetensi ini agaknya hanya ditekankan bagi seorang guru,
namun sebenarnya juga berlaku bagi seorang dosen. Bahwa siapa pun yang akan
menjadi tenaga pendidik, dosen ataupun guru, seharusnya mempunyai empat
kompetensi di atas. Setiap tenaga pendidik harus mempunyai kemampuan
menyampaikan materi yang dimiliki kepada peserta didik secara tepat. Untuk itu,
pemahaman tentang konsep pendidikan, belajar dan psikologi orang dewasa perlu
dimiliki seorang tenaga pendidik. Sebab, kita mungkin sering mendengar ada seorang
tenaga pendidik yang sangat diakui keilmuannya namun ketika mengajar di kelas
sama sekali tidak dipahami oleh peserta didik.
Ada dua
kemungkinan yang menyebabkan hal ini, yaitu peserta didik yang di bawah standar
atau tenaga pendidik yang tidak memahami audiens. Dalam ilmu pendidikan,
kemungkinan yang kedua lebih menjadi penyebab utama. Bahwa seorang tenaga
pendidik seharusnya lebih mengenal peserta didik dan tahu cara bagaimana
menyampaikan materi secara tepat. Bertolak dari kasus tersebut, sudah
seharusnya seorang tenaga pendidik dan calon tenaga pendidik mempunyai
kemampuan pedagogis agar apa yang disampaikan di kelas dapat dipahami oleh
peserta didik yang pada akhirnya dapat mencerahkan mereka.
Kemampuan
pedagogis yang dimaksud di sini antara lain terkait dengan metode pembelajaran,
teknik mengelola kelas, menggunakan media, teknik mengevaluasi sampai melakukan
refleksi proses pembelajaran. Yang perlu kita pahami bersama adalah bahwa
mengajar adalah bukan sekedar proses penyampaian atau penerusan pengetahuan.
Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, yaitu penggunaan secara
`integratif sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan.
Pengintegrasian
keterampilan-keterampilan yang dimaksud dilandasi oleh seperangkat teori dan
diarahkan oleh suatu wawasan. Sedangkan aplikasinya secara unik dalam arti
secara simultan dipengarhi oleh semua komponen belajar-mengajar. Komponen yang
dimaksud yaitu tujuan yang ingin dicapai, pesan yang ingin disampaikan, subjek
didik, fasilitas dan lingkungan belajar, serta yang tidak pentingnya
keterampilan, kebiasaan serta wawasan tentang diri dan misi seorang guru/dosen
sebagai pendidik.
Kompetensi
dasar mengajar dalam tulisan ini lebih dimaksudkan sebagai pengetahuan dasar
pembelajaran yang perlu dipahami seorang tenaga pendidik. Sebagai sebuah
kemampuan minimal, maka seorang tenaga pendidik harus mampu melakukan inovasi
dan kreatifitas dalam pembelajaran. Terlebih bahwa jika yang dihadapi adalah
manusia dewasa yang sudah mempunyai pengetahuan dan kemandirian berpikir
meskipun masih perlu pendampingan dan mitra belajar. Untuk itu, semangat terus
belajar dan menambah wawasan tentang kependidikan harus dilakukan seorang
tenaga pendidik, apa pun pelajaran/matakuliah yang diampu dan apa pun latar
belakang pendidikannya, termasuk tenaga pendidik yang berlatar belakang
kependidikan.
C. Jenis-Jenis Keterampilan
Dasar Mengajar
Menurut Dr. E. Mulyasa,M.Pd (2007 : 69) “bahwa
pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek
yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang
kretaif, dan menyenangkan, diperlukan berbagai keterampilan, diantaranya adalah
keterampilan membelajarkan atau keterampilan mengajar”.
Lebih lanjut di jelaskan oleh Turney (Uzer Usman, 2010:74) yang mengemukakan ada 8 (delapan) keterampilan
mengajar/membelajarkan yang sangat berperan dan menentukan kualitas
pembelajaran, diantaranya:
1.
Keterampilan membuka dan menutup
pelajaran
a. Pengertian Keterampilan
membuka dan menutup pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha guru untuk mengkondisikan
mental peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran. Dalam membuka
pelajaran peserta didik harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dan
langkah-langkah yang akan ditempuh.
Keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan guru dalam mengakhiri
kegitan inti pelajaran. Dalam menutup pelajaran, guru dapat menyimpulkan materi
pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik dan tingkat keberhasilan
guna dalam proses belajar mengajar.
Tujuan
membuka dan menutup pelajaran adalah :
1. Untuk menimbulkan minat dan perhatian peserta didik terhadap pelajaran yang
akan dibicarakan
2.
Menyiapkan mental para peserta
didik agar siap memasuki persoalan yang akan dibicarakan
3.
Memungkinkan peserta didik
mengetahui tingkat keberhasailan dalam pelajaran
4. Agar peserta didik mengetahui batas-batas tugasnya yang akan dikerjakan
Prinsip-prinsip
keterampilan membuka dan menutup pelajaran
1. Dalam membuka pelajaran harus memberi makna kepada peserta didik, yaitu
dengan menggunakan cara-cara yang relevan dengan tujuan dan bahan yang akan
disampaikan
2.
Hubungan antara pendahuluan
dengan inti pengajaran serta dengan tugas-tugas yang dikerjakan sebagai tindak
lanjut nampak jelas dan logis
3.
Menggunakan apersepsi yaitu
mengenalkan pokok pelajaran dengan menghubungkannya terhadap pengetahuan yang
sudah diketahui oleh peserta didik.
2.
Keterampilan bertanya
a. Pengertian keterampilan
bertanya
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses komunikasi,
termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan ucapan
atau pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau
menumbuhkan jawaban(respon) dari peserta didik.
Tujuan
keterampilan bertanya :
1. Memotivasi peserta didik agar terlibat dalam interaksi belajar
2.
Melatih kemampuan mengutarakan
pendapat
3.
Merangsang dan meningkatkan
kemampuan berfikir peserta didik
4.
Melatih peserta didik berfikir
divergen
5.
Mencapai tujuan belajar
Jenis-jenis
pertanyaan
1. Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah satu
peserta didik
2.
Pertanyaan umum dan terbuka,
yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh kelas
3.
Pertanyaan retorik, yaitu
pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban
4.
Pertanyaan faktual, yaitu
pertanyaan untuk menggali fakta dan informasi
5.
Pertanyaaan yang diarahkan
kembali, yaitu pertanyaan yang dikembalikan kepada peserta didik atas
pertanyaan peserta didik lain
6. Pertanyaan memimpin (Leading Question) yaitu pertanyaan yang jawabannya
tersimpul dalam pertanyaan itu sendiri
Prinsip-prinsip
bertanya
1. Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan waktu berfikir
kepada peserta didik
2.
Pertanyaan hendaknya singkat,
jelas dan disusun dengan kata-kata yang sederhana
3.
Pertanyaan didistribusikan
secara merata kepada para peserta didik
4.
Pertanyaan langsung sebaiknya
diberikan secara random
5.
Pertanyaan hendaknya
disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan peserta didik
6.
Sebaiknya hindari pertanyaan
retorika atau leading question.
3.
Keterampilan memberi penguatan
a. Pengertian keterampilan
memberi penguatan
Memberi penguatan atau reincorcement merupakan tindakan atau respon
terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan
kualitas tingkah laku tersebut di saat yang lain.
Tujuan
penggunaan keterampilan memberi penguatan :
1. Menimbulkan perhatian peserta didik
2.
Membangkitkan motivasi belajar
peserta didik
3.
Menumbuhkan kemampuan
berinisiatif secara pribadi
4.
Merangsang peserta didik
berfikir yang baik
5. Mengembalikan dan mengubah sikap negatif peserta dalam belajar ke arah
perilaku yang mendukung belajar
Jenis-jenis
penguatan
1. Penguatan Verbal
2.
Penguatan Gestural
3.
Penguatan dengan cara
mendekatinya
4.
Penguatan dengan cara sambutan
5.
Penguatan dengan memberikan
kegiatan yang menyenangkan
6. Penguatan berupa tanda atau benda
Prinsip-prinsip
penguatan
1. Dilakukan dengan hangat dan semangat
2.
Memberikan kesan positif
kepada peserta didik
3.
Berdampak terhadap perilaku
positif
4.
Dapat bersifat pribadi atau
kelompok
5.
Hindari
penggunaan respon negative
4.
Keterampilan mengadakan variasi
a. Pengertian keterampilan
menggunakan variasi
Keterampilan menggunakan variasi stimulus merupakan keterampilan guru dalam
menggunakan bermacam kemampuan dalam mengajar untuk memberikan rangsangan
kepada siswa agar suasana pembelajaran selalu menarik, sehingga siswa bergairah
dan antusias dalam menerima pembelajaran dan aktivitas belajar mengajar dapat
berlangsung secara efektif.
Tujuan
penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar :
1. Menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar
2.
Mempertahankan
kondisi optimal belajar
3.
Meningkatkan
perhatian dan motivasi peserta didik
4. Memudahkan pencapaian tujuan pengajaran
Jenis-jenis
variasi dalam mengajar
1. Variasi dalam penggunaan media
2.
Variasi dalam
gaya mengajar
3.
Variasi dalam
penggunaan metode
4.
Variasi dalam
pola interaksi yaitu gunakan pola interaksi multi arah
5.
Prinsip-prinsip penggunaan
variasi dalam pengajaran
6.
Gunakan
variasi dengan wajar, jangan dibuat-buat
7.
Perubahan
satu jenis variasi ke variasi lainnya harus efektif
8.
Penggunaan
variasi harus direncakan dan sesuai dengan bahan, metode, dan karakteristik
peserta didik
5.
Keterampilan menjelaskan
a. Pengertian keterampilan
menjelaskan
Keterampilan
menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar yang
diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti, sehingga
mudah dipahami para peserta didik.
Prinsip-prinsip
menjelaskan ;
1.
Penjelasan harus disesuaikan
dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik
2.
Penjelasan harus diselingi
tanya jawab
3.
Materi penjelasan harus
dikuasai secara baik oleh guru
4.
Penjelasan harus sesuai dengan
tujuan pembelajaran
5.
Materi penjelasan harus
bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik
6.
Dapat menjelaskan harus
disertai dengan contoh-contoh yang kongkrit dan dihubungkan dengan kehidupan
Aspek-aspek
yang harus diperhatikan dalam menjelaskan
1.
Bahasa yang digunakan dalam
menjelaskan harus sederhana, terang dan jelas
2.
Bahan yang akan diterangkan
dipersiapkan dan dikuasai terlebih dahulu
3.
Pokok-pokok yang diterangkan
harus disimpulkan
4.
Dalam menjelaskan serta dengan
contoh dan ilustrasi
5.
Adakan pengecekan terhadap
tingkat pemahaman peserta didik melalui pertanyaan-pertanyaan.
6.
Keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil
a.
Pengertian diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan dalam
kerja sama kelompok bertujuan memecahkan suatu permasalahan, mengkaji konsep,
prinsip atau kelompok tertentu. Untuk itu guru memiliki peran sangat penting
sebagai pembimbing agar proses diskusi dapat berlangsung sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Prinsip-prinsip
membimbing diskusi kelompok kecil :
1.
Laksanakan diskusi dalam
suasana yang menyenangkan
2.
Berikan waktu yang cukup untuk
merumuskan dan menjawab permasalahan
3.
Rencanakan diskusi kelompok
dengan sistematis
4.
Bimbinglah dan jadikanlah diri
guru sebagai teman dalam diskusi
Komponen
keterampilan guru dalam megembangkan pembimbingan kelompok kecil :
1. Memperjelas permasalahan
2.
Menyebarkan kesempatan
berpartisipasi
3.
Pemusatan perhatian
4.
Menganalisa pandangan peserta
didik
5.
Meningkatkan urutan pikiran
peserta didik
6.
Menutup diskusi
7.
Hal-hal yang harus dihindari
dalam membimbing diskusi kelompok kecil :
8.
Melaksanakan diskusi yang
tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik
9.
Tidak memberikan kesempatan
yang cukup kepada peserta didik untuk memikirkanpemecahan masalah
10. Membiarkan diskusi dikuasai oleh peserta didik tertentu
11. Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada kaitannya
dengan topik pembicaraan
12. Membiarkan peserta didik tidak aktif Tidak merumuskan hasil diskusi dan tiadak membentuk tindak lanjut
7.
Keterampilan mengelola kelas
a. Pengertian keterampilan
mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam mewujudkan dan
mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal.
Tujuan dari
pengelolaan kelas adalah :
1.
Mewujudkan situasi dan kondisi
kelas yang memungkinkan peserta didik memgembangkan kemampuannya secara optimal
2.
Menghilangkan berbagai
hambatan dan pelanggaran disipilin yang dapat merintangi terwujudnya interaksi
belajar mengajar
3.
Mempertahankan keadaan yang
stabil dalam susana kelas, sahingga bila terjadi gangguan dalam belajar
mengajar dapat dikurangi dan dihindari
4.
Melayani dan membimbing
perbedaan individual peserta didik
5.
Mengatur semua perlengkapan
dan peralatan yang memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan
sosial, emosional dan intelektual peserta didik dalam kelas.
Prinsip-prinsip
Pengelolaan Kelas
1.
Keluwesan, digunakan apabila
guru mendapatkan hambatan dalam perilaku pesertadidik, sehingga guru dapat
merubah strategi mengajarnya
2.
Kehangatan dan keantusiasan
3.
Bervariasi, gunakan variasi
dalam proses belajar mengajar
4.
Tantangan, gunakan kata-kata, tindakan
atau bahan sajian yang menantang
5.
Tanamkan displin diri, selalu
mendorong peserta didik agar memiliki disipin diri
6.
Menekankan hal-hal positif,
memikirkan hal positif dan menghindarkan konsentrasi pada hal negative
Komponen
Keterampilan Pengelolaan Kelas, terdiri atas;
1. Keterampilan yang bersifat
preventif guru dapat menggunakan kemampuannya dengancara :
a.
Memusatkan perhatian
b.
Menunjukkan sikap tanggap
c.
Menegur
d.
Membagi perhatian
e.
Memberi petunjuk-petunjuk yang
jelas
f.
Memberi penguatan
2. Keterampilan megelola kelas
yang bersifat represif, guru dapat menggunakan keterampilan dengan cara :
a.
Pengelolaan kelompok
b.
Modifikasi tingkah laku
c.
Menemukan dan memecahkan
tingkah laku yang menimbulkan masalah
Hal-hal yang
harus dihindari dalam mengembangkan keterampilan mengelola kelas :
1. Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan
2.
Pengulangan penjelasan yang
tidak perlu
3.
Penyimpangan
4.
Kesenyapan
5.
Bertele-tele
8.
Keterampilan mengajar kelompok kecil
dan perorangan
a. Pengertian mengajar
kelompok kecil dan perorangan
Mengajar
kelompok kecil dan perorangan terjadi dalam konteks pengajaran klasikal.di
dalam kelas ,seorang guru mungkin menghadapai banyak kelompok kecil serta
banyak siswa yang masing-masing diberi kesempatan belajar secara kelompok
maupun perorangan.
Peranan
guru :
Organisator kegiatan belajar
mengajar
1. Sumber informasi bagi siswa
2.
Pendorong bagi siswa untuk belajar
3. Penyedia materi dan kesempatan
belajar bagi siswa.
4. Pendiagnosa dan pemberi bantuan
kepada siswa sesuai dengan kebutuhan
5. Peserta kegiatan yang punya hak dan
kewajiban seperti peserta lainya.
b. Komponen keterampilan
Pengajaran kelompok kecil dan
perorangan masing-masing memerlukan keterampilan yang berkaitan dengan
penanganan siswa dan penanganan tugas ada 4 kelompok keterampilan yang perlu dikuasai
oleh guru yaitu:
1. Keterampilan mengadakan pendekatan
secara pribadi, yang dapat ditunjukkan dengan cara :
1. Kehangatan dan kepekaan siswa
2. Berperan sebagai penasehat
3.
Membantu siswa menilai kemajuan sendiri.
c. Prinsip penggunaan
Variasi pengorganisasian kelas besar ,kelompok, perorangan
disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, kemampuan siswa ketersediaan
fasilitas,waktu serta kemampuan.
Tidak semua topik dapat dipelajari secara efektif
dalam kelompok kecil dan perorangan.informasi umum sebaiknya disampaikan secara
klasikal.
Pengajaran kelompok kecil yang efektif selalu diakhiri
dengan suatu kulminasi berupa rangkuman ,pemantapan,kesepakatan,laporan dan
sebagainya.
Guru perlu mengenal siswa secara perorangan (individual)
agar dapat mengatur kondisi belajar yang tepat.
Dalam kegiatan belajar perorangan ,siswa dapat bekerja
secara bebas dengan bahan yang disiapkan.
Diharapkan setelah menguasai delapan
keterampilan mengajar yang telah dijelaskan di atas dapat bermanfaat untuk guru sehingga dapat menerapkan dan mengembangkan
keterampilan-keterampilan dalam mengajar. Keterampilan
mengajar yang esensial secara terkontrol dapat dilatihkan, diperoleh balikan (feed
back) yang cepat dan tepat. Penguasaan komponen keterampilan mengajar secara lebih baik,
dapat
menciptakan suatu proses pembelajaran yang diharapkan bisa mengembangkan
potensi anak didik serta pembentukan karatker yang sesuai amanah dalam Undang
Undang Sistem Pendidikan Nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Hamruni.
2011. Strategi Pembelajaran.
Yogyakarta: Insan Madani
Mulyasa.
2007. Menjadi
Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor Yang
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Usman,
M.Uzer. (2010). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
UU No.20/2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta. : Depdiknas
UU No. 14 / 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta :
Republik Indonesia
http://www.scribd.com
LAMPIRAN
:
§ Contoh-contoh Kegiatan Pembelajaran yang
mengaktualisasikan 8 keterampilan dasar guru dalam model pembelajaran PAKEM
atau Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.